Untuk menunjang itu semua perlu adanya usaha, kegiatan, cara, alat dan lingkungan hidup yang menunjang keberhasilannya sebagaimana orang mekkah yang tadinya peyembah berhala, musyrik, kafir, kasar dan sombong. Maka dengan usaha dan kegiatan Nabi meng-Islamkan mereka berubah menjadi penyembah Allah Yang Maha Esa. Mukmin-mukmin muslim lemah-lembut dan menghormati orang lain. Mereka telah berkepribadian muslim sebagaimana yang diajarkan oleh ajaran Islam. Dengan itu Nabi telah mendidik , membentuk kepribadian yaitu kepribadian muslim dan sekaligus berarati bahwa Nabi Muhammad adalah seorang pendidik yang berhasil. Apa yang beliau lakukan dalam membentuk manusia, kita rumuskan sekarang dalam pendidikan Islam. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam itu adalah pembentukan kepribadian muslim.
Kepribadian muslim itu adalah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya yakni baik tingkah lakunya, kegiatan-kegiatan jiiwanya, maupun filsafat hidup dan kepercayaanya menunjukkan pengabdian terhadap Tuhan, menyerahkan diri terhadap-Nya. Dan hanya dengan melalui proses pendidikan yang terencana baik, kepribadian manusia dapat dikembangkan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan atau paling tidak, dapat mendekati tujuan tersebut.68
Seorang muslim hendaklah berusaha melatih diri agar mempunyai vitalitas yang kuat, stabil, terarah, dan mantap. Walaupun vitalitas itu lebih ditentukan oleh faktor pembawaan terutama tenaga pendorongnya, namun dengan membiasakan diri bekerja dengan semangat tinggi, kemauan keras dan penuh gairah, maka potensi kekuatan vitalitas itu akan terlihat secara optimal. Nabi Muhammad Saw. Adalah seorang yang memiliki vitalitas prima. Beliau adalah seorang penunggang kuda yang baik, pemain pedang, dan pemanah. Oleh karena itu vitalitas muslim harus diarahkan pada pelaksanan perintah agama yaitu merealisasikan diri sebagai hamba dan khalifah Allah. Sebagai khalifah Allah ia harus rajin bekerja, ulet dan tabah mengahadapi cobaan dan godaan, penuh inisiatif dalam mengolah, memakmurkan dan memelihara bumi beserta isinya. Ia harus berupaya sekuat kemampuan untuk mensejahterakan umat manusia. Sabda Nabi; “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seperti engakau akan mati besok”.69
Adapun ciri kepribadian yang dapat di fahami dari orang lain ialah ciri yang tipkal, yaitu ciri kepribadian yang tidak umum dan juga tidak individual, akan tetapi ciri yang ada pada sekelompok orang secara bersama memiliki ciri tesebut seperti rasional, pemikir, emosional, perasa, ekstravert, introvert, pemarah, pemalu, pendendam, pemaaf, penipu, politikus, ekonomis, dan ciri lain yang sejenis. Ciri-ciri tersebut sering disebut sifat-sifat kepribadian. Ciri yang tipikal itu bukan berupa isi atau proses kejiwaan aktual akan tetapi berupa disposisi atau kecenderungan yang bersifat habitual dan secara relatif menetap pada pribadi individual tersebut.70
Dalam hubungannya dengan pendidikan Islam pengembangan kepribadian seseorang merupakan suatu keadaan bagi perwujudan nilai-nilai dan norma-norma Islam. Nilai dan norma Islami yang harus di internalisasi kedalam pribadi sesorang, dijabarkan kedalam sistem kependidikan secara makro dan mikro. Secara makro berarti nilai dari norma Islami mendasari proses penetapan kebijakan umum yang mengarahkan dan memberi ruang lingkup perencanaan program operasional kependidikan, baik secara institusional maupun psikologis. Sedangkan secara mikro berarti pendidikan secara operasional sebagai proses yang melaksanakan program-program kependidikan yang bertujuan merealisasikan nilai-nilai dan norma Islami tersebut.
Dan pendidik bukan hanya bertugas menyediakan dan menciptakan kondisi belajar yang kondusif bagi subyek didik, tetapi lebih dari itu dituntut turut membentuk kepribadiannya dengan turut menampilkan keteladanan-keteladanannya.
Dari uraian diatas dapat diambil suatu benang merah bahwasanya pendidikan terutama pendidikan agama Islam sangatlah berperan penting terhadap pembentukan kepribadian muslim. Karena pendidikan Islam itu sendiri adalah proses transformasi nilai-nilai dan norma-norma Islam dalam pribadi anak didik. Selain itu juga tujuan utama dari pendidikan Islam adalah untuk menyempurnakan cita (idealitas) dari kepribadian yang dibinanya.
Bagi umat Islam usaha pengembangan pribadi muslim ini benar-benar sudah dipermudah dengan adanya anugerah Allah Swt berupa sarana-sarana yang sangat vital untuk mengembangkan pribadi Muslim. Sarana-sarana itu adalah: tuntuna al-Quran yang mahabenar dengan al-Hadits sebagai petunjuk pelaksananya, ibadah–ibadah yang dapat mempertinggi derajat keruhanian, dan potensi-potensi serta kemampuan luar biasa manusia yang menandakan mereka tergolong makhluk bermartabat yang mampu mengubah nasib sendiri. Bahkan dipermudah dengan adanya tokoh idaman dan tokoh umat, yaitu: Nabi Muhammad Saw sendiri yang dimasyhurkan memiliki akhlak al-Quran, keluhuran budi pekertinya mendapatkan pujian langsung dari Allah, dan memperbaiki akhlak manusia merupakan salah satu missi kerasulannya.
Masalahnya adalah: Maukah kita meningkatkan diri kearah citra pribadi Muslim yang digambarkan al-Quran? Bersediakah? Kalau mau mulailah sat ini juga. Bismillahirrahmanirrahim.71
Dengan melihat arti pendidikan Islam dan ruanglingkupnya, jelaslah bahwa dengan pendidikan Islam kita berusaha untuk membentuk manusia yang berkepribadian kuat dan baik (berakhlak ulkarimah) berdasarkan pada ajaran agama Islam.
Oleh karena itulah pendidikan Islam sangat penting sebab dengan pendidikan Islam, orang tua atau guru berusaha secara sadar memimpin dan mendidik anak diarahkan kepada perkemabangan jasmani dan rohani sehingga mampu membentuk kepribadian yang utama yang sesuai dengan ajaran agama Islam.
Jadi, perkembangan agama pada seseorang sangat ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman hidupnya sejak kecil; baik dalam keluarga, sekolah, maupan dalam lingkungan masyarakat terutama pada masa pertumbuhan perkembangannya.
Oleh sebab itu, seyogyanyalah pendidikan agama Islam ditanamkan dalam pribadi anak sejak ia lahir bahkan sejak dalam kandungan dan kemudian hendaklah dilanjutkan pembinaan pendidikan ini disekolah, mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi.
Bagi umat Islam tentunya pendidikan agama yang wjib diikutinya yaitu adalah pendidikan agama Islam. dalam hal ini pendidikan agama Islam mempunyai tujuan kurikuler yang merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang termaktub dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003, yaitu:
pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional, pendidikan agama Islam disekolah memegang peranan penting. Mengingat betapa pentingnya pendidikan agama Islam dalam mewujudkan harapan setiap orang tua, masyarakat, stakeholder dan membantu terwujudnya tujuan pendidikan nasional, maka pendidikan agama Islam harus diberikan dan dilaksanakan disekolah dengan sebaik-baiknya.72
0 comments:
Post a Comment