Home » » ORGANISASI DAN MEMENEJ DIRI

ORGANISASI DAN MEMENEJ DIRI

Bismillahirrahmanirrahiim. Segala puji bagi Allah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan diin yang hak agar dimenangkanNya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.
Shalawat dan salam bagi Rasulullah SAW sebaik-baik teladan ummat. Amma ba'du.
Beberapa waktu yang lalu seorang Pemuda A yang statusnya bekerja sebagai karyawan mengeluh seakan-akan waktunya habis untuk mengurus pekerjaannya di kantor, pergi pagi pulang malam, sehingga ia tidak bisa lagi mengerjakan hal-hal lainnya seperti meningkatkan pengetahuannya ataupun memberikan kontribusi dalam da'wah. Benarkah menjadi karyawan demikian repotnya ?
Sekedar informasi saja, Pemuda X yang juga berstatus karyawan, masih tetap aktif dalam kegiatannya di lingkungan sekitar, bahkan menjadi ketua Karang Taruna di RT nya. Saat ini ia tengah kuliah, mengambil program S1, sementara kegiatan sosial lainnya tidak terganggu. Yang mengagumkan
orang-orang di sekelilingnya mengatakan, kalau Pemuda X itu, bisa menjadi teladan bagi kawan-kawannya.
Apakah yang membedakan Pemuda A dan Pemuda X?
Tidak dapat digeneralisir memang, tapi kalau kita perhatikan ada perbedaan mendasar dari cara kerja Pemdua ini. Pemuda X terbiasa menjalankan pekerjaannya dengan teratur, melakukan pendistribusian
kerja secara proporsional, menata waktu dengan baik, mengorganisasikan ide-idenya, disiplin dan kreatif, dengan kata lain ia melakukan menejemen waktu yang efisien. Sementara itu Pemuda A menjalankan tugasnya tanpa "pengorganisasian", sekedar menjalankan kodratnya sebagai ‘manusia’ dan mengikuti irama rutinitas serta kurang disiplin.
Pentingkah kita "berorganisasi" ?
Rasulullah SAW menyatakan dalam sebuah hadith "Setiap diri adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya ......seorang pemuda, pemudi, mahasiswa, mahasiswi adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawabannya ..."
Untuk memenuhi kewajiban sebagai seorang pemimpin maka ia perlu memiliki pengetahuan dan kemampuan dasar keorganisasian.
Kepemimpinan dalam Islam, ditandai dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Pemimpin dan yang dipimpin terikat dalam kesetiaan kepada Allah SWT. (Al Maidah : 55 )
2. Pemimpin memahami tujuannya dlm kerangka tujuan Islam yang lebih luas. (Al Baqarah : 207)
3. Ketaatan kepada shariah dan akhlak Islami, termasuk ketika menghadapi penentangan/ pembangkangan.
4. Adanya pendelegasian amanah dan tanggung jawab. (Al Hajj : 41)
Secara operasional, prinsip dasar kepemimpinan dalam Islam adalah sebagai berikut :
1. Shura (QS. Ali 'Imran : 159, Ash Shura : 38 )
Shura adalah prinsip pertama dalam kepemimpinan. Tujuan shura ini agar semua anggota (keluarga ataupun organisasi yang lebih luas) berpartisipasi dalam pengambilan keputusan sekaligus kontrol jika pemimpin menyimpang dari hasil shura.
2. Adil (QS. An Nisa:58, 135 , Al Maidah:8)
Seorang pemimpin harus bersikap adil meskipun dalam situasi yang tidak menyenangkan atau yang tidak disukai.
3. Kebebasan Berpikir
Seorang pemimpin seharusnya menumbuhkan sikap kritis dari anggotanya dan tidak menekankan sikap loyalitas yang buta (taklid). Dikisahkan seorang wanita tua menginterupsi Khalifah Umar ketika khotbah di masjid, dan Khalifah mengakui kesalahannya serta berterima kasih kepada Allah karena masih ada yang meluruskannya.

Terdapat banyak teori manajemen yang dapat dipelajari. Yang paling sederhana adalah sebagai berikut:
1. Planning. Tetapkan perencanaan dari aktivitas yang akan dilakukan, mulai dari menetapkan tujuan, sasaran, sampai kepada sarana yang akan digunakan. Perencanaan yang baik memberikan kontribusi 50 persen dari pencapaian tujuan.
2. Organizing, Mulai melakukan staffing, pendistribusian kerja, job description dll.
3. Actuating, Mulai melakukan tahapan-tahapan kerja, operasionalisasi dari perencanaan yang telah dilakukan.
4. Controlling, Senantiasa melakukan kontrol atau evaluasi terhadap kerja-kerja yang dilakukan agar tidak menyimpang dari tujuan dan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas kerja dalam program yang akan datang.
Beberapa langkah praktis untuk mengembangkan diri dalam berorganisasi:
1. Kenali diri.
Sebelum menetapkan perencanaan, secara jujur kita harus mengenali kemampuan diri kita sendiri, apa yang menjadi kelebihan dan kelemahan kita,peluang apa yang ada di depan mata dan hambatan apa yang dihadapi. Kalau perlu membuat checklist agar jelas kondisi yang kita hadapi. Jangan terlalu banyak membandingkan dengan orang lain, karena setiap orang adalah unik,memiliki kemampuan dan pengalaman yang berbeda-beda.
2. Displin diri
Ini adalah bagian terpenting karena apapun rencana yang dibuat tidak akan terwujud kalau tidak ada usaha mendisiplinkan diri. Sulitnya, disiplin diri ini kontrolnya dari dalam diri sendiri sehingga perlu 'azam yang kuat.
3. Ekspresikan diri. Wujudkan keinginan dan rencana kita dalam bentuk kerja dan kreativitas,dan jangan melupakan memberikan penghargaan kepada orang yang memberikan kontribusi serta sedapat mungkin menghindari sikap mencela terhadap orang yang melakukan kesalahan.
Bagi seorang muslim rumah tangga adalah basis pertama sebelum melangkah ke luar. Kehidupan muslim tidak dapat dilepaskan dari konteks da'wah secara umum oleh karenanya rumah tangga merupakan basis dari aktivitas da'wah tersebut. Dalam konteks ini masalah menejemen menjadi begitu urgen.
Allah SWT berfirman : "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang rapi seakan-akan mereka seperti bangunan yang kokoh ." (QS. Ash Shaff:4).
Rapi dalam bekerja ini dicontohkan oleh Rasulullah SAW ketika hijrah ke Madinah untuk menyelamatkan da'wah Islamiyah. Mulai dari perencanaan hijrah, orang-orang yang terlibat dalam hijrah, penetapan waktu hijrah,pembagian tugas. Sebagaimana kita tahu Rasul menetapkan Abu Bakar untuk menyertainya dalam hijrah, menugaskan putera Abu Bakar sebagai pemberi informasi,Asma bin Abu Bakar sebagai penyuplai perbekalan dan Abdullah bin uraiqith sebagai pemandu jalan, tidak lupa peran Ali bin Abi Thalib menggantikannya diMakkah. Semua berjalan begitu rapi dan terorganisasi sampai datangnya pertolongan Allah.
Sebagai penutup, ada baiknya kita menyimak ucapan Ali bin Abi Thalib :
" Kebathilan yang terorganisasi dapat mengalahkan kebenaran yang tidak terorganisasi."
Marilah kita mulai dari diri kita dan keluarga, bekerja dengan lebih terorganisasi, dengan manejemen yang lebih rapi dan tentunya dengan 'azam yang lebih kuat.
Fa idza 'azamta fa tawakkal 'ala Allah.
Wallahu a'lam bishshawab. Billahi Fisabililhaq, fastabiqul khairat.
Disampaikan dan disadur oleh eLang Marhans AS, sumber: internet antara lain tulisan Ema Kaysi(Ummu Ghozie)

Disampaikan pada Darul Arqam Dasar IMM Cabang Tangerang, di Aula STIEM - Tangerang Minggu, 27 Juni 2004
Ping your blog, website, or RSS feed for Free
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel baru yang terbit di Blog Kabar Pendidikan

0 comments:

 
Support : Kabar Pendidikan | Gudang Makalah | Grosir Laptop
Copyright © 2011. Makalah - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger